Kamis, 20 Februari 2014

                                       KESETIAAN CINTA


Kesetiaan…apakah itu?
Mama mengajarkanku makna sebuah kesetiaan terhadap Tuhan dan Cinta pada sesama manusia. Mama selalu berkata, janganlah kamu menjual agamamu demi apapun, tetaplah dijalanNya apapun yang terjadi.
Namun saat saya bertanya mengenai bagaimana kesetiaan terhadap sesama manusia, mama tersenyum, lalu dia berkata “ukurannya itu komitmen yang kita pegang hingga akhir masa hidup kita”. Mama membuktikannya, ia membawa cintanya pada Papa baik dalam keadaan susah maupun senang.
Selama perjalanan hidupku, saya mempelajari makna kesetiaan tahap demi tahap. Mula-mula saya belajar bahwa kesetiaan adalah kepatuhan. .ya kepatuhan pada perjanjian awal apapun itu yang telah dibuat, juga patuh pada perkataan yang sudah diucapkan.
Selanjutnya saya belajar lebih jauh bahwa kesetiaan adalah kemauaan dan kemampuan untuk menerima. Menerima akan konsekuensi apapun yang terjadi akibat perkataan atau perbuatan atau perjanjian yang telah dibuat.
Selanjutnya saya belajar bahwa kesetiaan adalah Komitmen, akumulasi dari kepatuhan dan penerimaan, satu hal lagi disini, kesetiaan juga mencakup perjuangan. Hal yang terakhir adalah hal yang sangat dibutuhkan, karena sesuatu yang kita patuhi dan terima harus selalu kita perjuangkan agar tetap pada koridor kebenaran dari perkataan atau janji kita.
Melihat definisi tersebut secara kata-kata lisan maupun tulisan, sepertinya amat mudah dipahami. Berbeda sekali ketika akan di implementasikan. Sangat sulit dan membutuhkan banyak pengorbanan. Betapa tidak, berbagai kesempatan lebih baik seringkali muncul dalam kehidupan kita, berusaha menggoyahkan komitmen yang telah dibuat, tapi karena sebuah kesetiaan, tidak boleh berpindah atau berpaling pada kesempatan yang lebih baik itu. Mungkin itu lah yang disebut sebagai godaan.
Saya masih belum paham apakah kesetiaan diperlukan pada semua aspek kehidupan ataukah justru hanya pada beberapa aspek saja. Karena ternyata jika diterapkan pada semua aspek kehidupan, malah justru membuat pelakuknya dikatakan BODOH!!! Sebagai contoh, seorang pegawai yang telah bekerja disuatu tempat, lalu tiba-tiba ia mendapatkan tawaran lain yang segalanya jauh lebih baik diperusahaan lain, ia bertahan dengan alasan setia…pasti orang disekelilingnya akan berkata “kamu bodoh jika menolak!”
Begitupun sebaliknya, sebuah perusahaan yang memiliki karyawan yang sangat setia, tiba-tiba diharapkan pada karyawan dengan kinerja yang lebih baik dengan upah yang sama dengan karyawan loyal yang ia miliki, maka jika perusahaan tersebut mempertahankan orang tersebut ia disebut bodoh? Ataukah ketika ia mengganti karyawan tersebut, perusahaan disebut tidak setia??
Dua persoalan itu tentu saja berbeda, ketika karyawan berpindah ke perusahaan yang lebih baik, sering kali ia dikatakan pengkhianat atau tidak setia. Sedangkan untuk perusahaan mengganti orang lain yang lebih baik itu merupakan RASIONAL..look closely perbedaannya..
Dengan kedua hal tersebut, saya juga menganalogikan hal tersebut pada persoalan hubungan manusia, sebutlah hubungan asmara ;). Kadang saya masih mendengar cerita bahwa kesetiaan dalam hubungan kasih sulit adanya, mengingat bertaburan lautan kesempatan diluar sana, yang kadang jauh lebih baik dari kesempatan yang dimiliki saat sekarang. Kasus ketidak-setiaan banyak ditemukan pada lelaki, dimana ada kodrat padanya yang menyatakan bahwa kecenderungan lelaki memang mendua (kutipan puisi pak Habibie). Ahaha jujur, saya masih belum paham dan belum berpengalaman mengenai kesetiaan dalam sebuah hubungan komitmen semu. :-D
Lalu apakah sifatnya sama, ketika perempuan yang mendua itu dikatakan tidak setia, sedangkan lelaki disebut sebagai Rasional??? Hal itupun masih menjadi big question bagiku..dalam beberapa jawaban, saya menemukan pernyataan “lelaki selingkuh wajar, sedang perempuan keterlaluan” itu masih banyak. Beberapa ada yang menjawab kedua-duanya, tidak perduli jenis kelamin, itu tetap salah jika melakukan pengkianatan atau selingkuh. Ehm…dalam opiniku sendiri, saya lebih mendukung pernyataan kedua, bagiku keduanya sama bersalahnya.
Kesetian oh kesetiaan…saya masih harus menemukan arti sesungguhnya darimu..dan semoga saya dapat menemukanmu dalam setiap komitmen yang aku jalani, apapun itu 


:-D
                                                                  ALAM




Alam (dalam artian luas memiliki makna yang setara dengan dunia alamdunia fisik, atau dunia materi) mengacu kepada fenomena dunia fisik dan juga kehidupan secara umum. Skala alam terbentang dari sub-atomik sampai kosmik.
Kata alam merupakan terjemahan dari bahasa Inggris "nature", yang berasal dari kata Latin natura, atau "kualitas esensial, disposisi bawaan", dan pada zaman dahulu, secara harfiah berarti "kelahiran".[1] Natura adalah terjemahan Latin dari kata Yunaniphysis (φύσις), yang awalnya terkait dengan karakteristik bawaan yang dimiliki tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di dunia.[2][3][4] Konsep alam sebagai keseluruhan, atau alam semesta fisik, merupakan pengembangan konsep aslinya; dimulai dari penerapan kata Yunani physis (φύσις) oleh filsuf-filsuf pra-Socrates, dan sejak saat itu terus berkembang. Kata ini juga banyak digunakan selama munculnya metode ilmiah modern dalam beberapa abad terakhir.[5][6]
Dalam berbagai penggunaan kata tersebut pada saat ini, "alam" sering mengacu kepada geologi dan kehidupan liar. Kata alam mungkin mengacu secara umum ke berbagai jenis tanaman hidup dan hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati – mengenai keberadaan jenis-jenis tertentu suatu benda dan bagaimana mereka berubah dengan sendirinya, seperti cuaca dan geologi di Bumi, dan materi serta energi dari mana semua hal-hal tersebut tersusun darinya. Kata ini sering diartikan sebagai "lingkungan alam" atau hewan liar, batu, hutan, pantai, dan secara umum hal-hal yang belum diubah secara substansial oleh campur tangan manusia, atau yang bertahan meskipun ada intervensi manusia. Sebagai, contoh, objek yang dibuat dan interaksi manusia umumnya tidak dianggap sebagai bagian dari alam, kecuali jika dinilai sebagai, misalnya, "sifat manusia" atau "seluruh alam". Konsep yang lebih tradisional dari hal-hal alami tersebut, yang masih dapat ditemukan hari ini, menyiratkan perbedaan antara alami dan buatan, yang dimaksud dengan kata buatan dipahami sebagai hasil kesadaran atau pikiran manusia. Tergantung pada konteks tertentu, istilah "alam" juga dapat dibedakan dari yang tidak wajar, supernatural, atau sintetis.